Opini: Hari Guru Nasional TAHUN 2024 : GURU DALAM TERBELENGGU
Hari Guru Nasional TAHUN 2024 : GURU DALAM TERBELENGGU
Ditulis Oleh Oleh : HANAFI Hans
Dalam beberapa dekade ini, bahwa guru mengalami berbagai kendala dan masalah yang rumit. Inti dari kerumitan dan permasalahaan yang selalu muncul karena beberapa hal, mungkin para orang tua atau wali siswa, dan Masyarakat memandangnya guru sebatas orang yang hanya memberikan materi atau ibarat orang mengisi “ gelas kosong”.
Pada konteks peran dan fungsi “ Guru “ hanya sebatas memberikan materi, menjelaskan dan memberi tugas semata, maka guru ibarat tukang bangunan, bukan sebagai tenaga professional dan tenaga ahli dalam memberikan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan.
Sebagai tenaga professional, guru menjalankan tugasnya dibekali dengan ilmu dan pengalaman keilmuan yang mereka miliki. Karena guru tidak hanya sekedar mengejar target sebagai “ Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”. Menjadi guru tentu sebagai panggilan mulia untuk mengamalkan berbagai disiplin ilmu yang telah diraihnya baik dibangku formal maupun pada kegiatan pelatihan.
Mari kita merenung sejenak dengan hadirnya seorang guru yang telah banyak berjasa bagi nusa dan bangsa. Dengan berbagai kegiatan yang telah dilakukan oleh semua guru, baik guru berstatus guru swasta maupun guru PNS yang notabeninya untuk mengantarkan siswa menjadi orang yang berguna masa depannya dan untuk meraih cita-citanya. Maka, pantaslah dalam memperingati Hari Guru Nasional pada tahun 2024 mengusung tema “ Guru Hebat Indonesia Kuat.”
Dedikasi dan keberadaan Guru memang harus diberikan terus agar guru di junjung tinggi harkat dan martabatnya oleh semua kalangan, bukan malah sebaliknya dicampakkan dan selalu dipermasalahkan. Keberhasilan dunia Pendidikan tentu diukur oleh sejauh mana profesionalisme dan komitmen guru untuk terus mengabdi demi bangsa dan negara.
Dengan melihat secara langsung, maka Guru merupakan tenaga profesional yang memiliki tugas utama untuk mendidik, membimbing, mengajar, mengarahkan, menilai, melatih dan mengevaluasi para peserta didik dalam waktu tertentu. Tugas disini bukanlah mudah bagi seorang guru, butuh kesabaran, keikhlasan dan butuh perjuangan yng tinggi, tatkala guru harus pergi pagi menyusuri berbagai jalanan yang rusak, bahkan harus melintasi jembatan bambu yang sudah rapuh tanpa mengeluhnya. Lain halnya dengan guru yang mengajar di kepulauan, perjuangan tuk sampai di tujuan haruslah berjuang dengan tingginya badai dan terjanagan ombak yang dilintasinya.
Seperti salah seorang guru SD, Bapak Arief Rahman, guru PPPk yang bertugas di kepulauan Sumenep tepatnya Pulau Giligenting yang hanya ditempuh dengan perjalanan laut kurang lebih setengah jam, maka Bapak Arief Rahman harus berangkat dari rumahnya pukul 03.45 bahkan shlat subuh juga diperjalanan, karena ia dari Kabupaten Sampang perjalanan 2 jam sampai dipelabuhan dan agar ia tidak ketinggalan perahu yang telah ditentukan pukul 06.00 harus berangkat.
Kesabaran dan keikhlasan, watak, karakter serta keteladanan guru merupakan sosok yang harus diutamakan dalam dunia Pendidikan. Upaya membentuk watak para peserta didik yang baik bertujuan untuk membangun dan membentuk kepribadian peserta didik agar bisa menjadi seorang yang berguna bagi dirinya sendiri, agama, nusa, dan bangsa.
Lalu bagaimana dengan kondisi guru saat ini? Perkembangan terbaru terhadap pandangan mengenai belajar mengajar menuntut guru untuk meningkatkan kompetensi dan perannya. Karena seyogyanya proses belajar mengajar serta hasil belajar mengajar siswa sebagian besar ditentukan oleh seberapa besar peran guru yang berkompeten dibidangnya dan berkomitmen untuk terus mengabdikan diri sebagai tenaga pendidik yang baik.
Dengan mengangkat tema “Guru hebat Indonesia kuat” sangatlah cocok. Karena harapan semua Masyarakat saat ini terutama di dunia Pendidikan benar-benar harus terus berkompeten menyiapkan generasi muda dalam menghadapi dunia yang sudah berkembang diberbagai sektor kehidupan. Perkembangan demi perkembangan sangatlah dirasakan oleh kita semua apalagi untuk anak cucu kita selanjutkan agar mereka benar-benar siap untuk menjadi generasi harapan bangsa bukan malah menjdi harapan yang tertunda.
Ada apa dengan dunia Pendidikan saat ini? Kita selalu mendapat informasi yang kurang sehat dan seakan dunia Pendidikan kita selalu dihadapkan pada permasalahan sepele. Para pengamat Pendidikan, akademisi, orang tua selalu mendapatkan keluhan yang kurang enak terkait dengan banyaknya kasus yang terjadi saat ini. Mengapa demikian? Seolah banyak orang tua yang sudah tidak percaya dengan Lembaga Pendidikan yang selalu dianggapnya menyiksa dan memberikan Tindakan terhadap siswa diluar batas kewajaran, dan sehingga banyak guru yang di laporkan ke pihak kepolisian oleh orang tua siswa. Kenapa?
Kita semua ikut prihatin sebenarnya dengan banyaknya pengaduan orang tua terkait dengan siswa yang dihukum atau diberi Tindakan oleh guru kemudian orang tua siswa tidak terima. Memang kedepannya kita akan tetap menghadapi berbagai tantangan tersendiri. Kondisi dan keadaan tidaklah sama, semakin tertantang sebagai guru. Perkembangan tekhnologi dan informasi semakin cepat dan tanggap permasalahan untuk dijadikan bahan perenungan agar citra dan cita-cita guru tetap mulia.
Segudang kegiatan dilakukan aagar semua tugas dan dedikasinya dalam mengabdi tanpa batas benar-benar dijalaninya, membentuk karakter dan keteladanan dalam setiap gerak-geriknya menjasi contoh yang nyata, dalam istilahnya “ Guru kencing berdiri, murid kencing lari.” Dalam pandangan persfektif Pendidikan bahwa guru ibarat tonggak yang selalu menjadi sandaran dan penuntun ke arah jalan kebaikan dalam kehidupan tiap hari bagi siswanya.
Dulu kita hanya sebatas memberikan status atau lebel pada guru dengan istilah, guru killer, guru bolos, guru sering menghukum dan guru sibuk dan lain-lain. Tidak sampai terjadi orang tua berani datang ke sekolah mengadu karena anaknya di hukum atau diberi tindakan, bahkan tidak ada siswa yang sampai berani melawan guru, tapi kini berbalik dimana guru harus diam dan orang tualah dan siswa yang akan melakukan tindakan tidak terpuji pada guru.
Ada beberapa faktor yang paling berpengaruh terhadap indikasi seringnya kejadian dimana guru selalu bermasalah. Menurut penulis karena perubahan pola pikir masyarakat Dimana guru dianggapnya sebagai sosok yang harus melayani tanpa adanya hukuman atau Tindakan. Kemudian cara orang tua mendidik anaknya kebanyakan secara manja sehingga karakter yang terbentuk pada diri anak tersebut pun sama dan berlanjut hingga ke jenjang Pendidikan. Orang tua pada zaman ini mendidik anaknya lewat Pendidikan hanya sebatas penitipan saja yang berasumsi dengan sekolah anak aman dan semua sikapnya diserahkan ke sekolah.
Selain disebabkan karena terkikisnya moral anak dalam mengikuti tren saat ini sehingga siswa kehilangan jati dirinya dan sulit untuk mencari jati diri sehingga terbangun rasa ego dan sombong, siswa tak mau di didik, d ibimbing di arahkan bahkan siswa hanya ingin bermain dan tak mau belajar. Jadi saat ada guru yang memarahi karena siswa melakukan suatu kesalahan,murid tidak segan-segan untuk melawan balik karena mereka memiliki pola pikir yang salah , yaitu mereka yakin kalau mereka melawan balik guru yang memarahinya mereka akan baik-baik saja, karena mereka berpikir bahwa orang tua mereka nantinya akan melindungi mereka dari masalah yang akan disebabkan oleh perbuatan mereka yang sudah kelewatan yaitu melawan guru.
Kerap kali saat ini, dimana guru ibarat teman bermainnya, panggilan atau sapaan bagi guru kadang menggunakan Bahasa kasar dan kurang sopan. Bahkan guru dipanggil dengan panggilan yang kurang enak dan kurang pantas karena dari penampilan dan karakter guru saat mengajar siswa dikelas. seperti panggilan Pak Cecep, pak Duol, pak Meong dan lain sebagainya.
Dulu Ketika siswa membenci salah satu guru, hanya dengan menjailinya di kelas, entah menulis guru dengan kata-kata di papan tulis, atau diberi surat di taruh di atas meja guru dan siswa nakal dalam kelas. Kini siswa sudah banyak yang melawan sampai memukul guru dan bahkan ada yang sampai menusuknya.
Sungguh perjuangan guru luar biasa dan bahkan harus berjuang melawan berbagai kendala, terutama dalam mengembalikan kepercayaan siswa dan orang tua siswa agar mereka tetap menghormati dan menjunjung tinggi martabat seorang guru. Guru adalah sosok yang bisa memberikan pencerahan bagi semua siswa dalam tindakan dan perkataannya. Semoga dihari guru ini pula kita menyadari dan bisa bersama – sama menyamai dan membingkai guru dalam ikatan menghargainya dan guru adalah orang yang sangat berjasa dalam kehidupan anak didik kita.
Mari sudahi kekerasan pada guru, hormati jasa-jasa mereka dan berilah kepercayaan dalam mendidik dan membimbing anak didik kita, agar jelak ilmu yang mereka berikan bermanfaat untuk kehidupannya dan menjadi generasi yang bermartabat dalam menyongsong Indonesia Emas.
*Hanafi, S.Pd.I : Pengajar di MTs. Al-Hasan dan Penggiat Literasi Pengurus “ TBM Somber Elmo “ Kampung Sumber Gedugan Giligenting Sumenep