Mewujudkan kehidupan pemuda yang lebih bermoral
Di era globalisasi seperti sekarang ini, telah cukup banyak melahirkan berbagai pengaruh terhadap perkembangan kepribadian pemuda saat ini.
Pengaruh globalisasi tersebut tidak hanya mampu berpengaruh positif namun juga banyak menimbulkan pengaruh yang negatif seperti banyaknya pemuda mengkonsumsi minuman beralkohol, narkoba bahkan banyaknya sex bebas yang dilakukan oleh para pemuda hal tersebut disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi sebagai akibat terjadinya proses dari globalisasi tersebut.
Menurut pemberitaan kabar harian Sriwijaya post tahun 2013. berawal dari rentang waktu sekitar tahun 2013 yang mana diwaktu tersebut terjadi banyaknya penurunan moralitas pemuda diberbagai daerah. Dimana banyak terjadinya perilaku amoral yang dilakukan oleh beberapa pemuda dengan melakukan sebuah penjambretan seseorang pejalan kaki di sekitar salah satu pusat pembelanjaan di daerah kota Palembang
Dan banyak lagi penyimpangan perilaku pemuda lainnya. Melihat dari permasalahan tersebut, tentunya perlu adanya media pengontrol terhadap perilaku pemuda tersebut seperti mengusahakan sebuah pendekatan nilai-nilai keagamaan (Anshori, 2009).
Pentingnya moralitas di dalam kepribadian pemuda didasarkan kepada faktor sosial dimana tidak seorangpun yang dapat hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial sedikit banyak kita masih membutuhkan bantuan orang lain sehingga para pemuda diharapkan mampu menjadi seseorang yang memiliki kepribadian yang bermoralitas yang tinggi dengan menjunjung tinggi sebuah nilai - nilai tradisi dan kebudayaan di lingkungan sekitarnya.
Dengan demikian, sehingga nantinya akan mampu mewujudkan kehidupan masyarakat yang aman, damai dan sejahtera yang nanti akan melahirkan kehidupan masyarakat yang harmonis.
Dalam hal mewujudkan kehidupan pemuda yang lebih bermoral dapat dilakukan dengan cara membangun sebuah pendidikan moral yang melibatkan peran keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Lingkungan keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan pembinaan moral mengingat lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak. Di dalam lingkungan tersebutlah merupakan pengalaman pertama bagi seorang anak untuk memperoleh sebuah pengetahuan, keterampilan, minat dan nilai-nilai karakter.
Maka dengan hal tersebutlah, diharapkan orang tua dapat memberikan sebuah keteladanan kepribadian yang baik kepada anak. Mengingat seorang pemuda tidak hanya menerapkan sebuah pengetahuan yang diperolehnya namun juga dari apa yang mereka lihat dari setiap perilaku orang tuanya.
Hal tersebut diperkuat dari sebuah pendapat M.I Silaeman (1978: 84) menurut nya fungsi keluarga itu ada delapan jenis, yaitu:
(1) fungsi edukasi, (2) fungsi sosialisasi, (3) fungsi proteksi (Perlindungan) (4) fungsi afeksi( Emosional), (5)fungsi religius, (6) fungsi ekonomi, (7) fungsi rekreasi, (8) fungsi biologis.
Berdasarkan kepada beberapa fungsi keluarga di atas terlihat bahwa salah satu fungsi keluarga ialah fungsi pendidikan. Hal ini berarti bahwa orangtua sebagai pendidik pertama dan utama mempunyai kewajiban dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya termasuk pendidikan nilai moral hal tersebut bertujuan agar pemuda tersebut mudah dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan selanjutnya dengan penuh tanggung jawab dan kemandirian
Dalam membangun moralitas di dalam lingkungan keluarga dapat dilakukan dengan cara memberikan keteladanan, pengenalan nilai - nilai keagamaan, pengawasan, serta pemberian hukuman dengan bergitu pemuda tersebut dapat dengan mudah dalam untuk menerapkan kehidupan yang lebih bermoral.
Dan tahap selanjutnya, yaitu lembaga pendidikan. Karena adanya keterbatasan waktu dan pengetahuan orang tua sehingga pemuda tersebut dititipkan di lembaga pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal.
Hal ini di dasarkan kepada Pasal 3 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menegaskan, pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan tersebut, penyelenggara pendidikan disekolah mestinya bukan sekedar To Transfer Knowladge akan tetapi juga untuk perubahan mental peserta didik dalam proses pembentukan karakter peserta didik.
Dengan alasan tersebutlah, lingkungan pendidikan memiliki peranan yang tidak kalah penting dengan lingkungan keluarga.
Dalam lembaga pendidikan, pemuda akan lebih mudah untuk mengembangkan potensi yang ada di dalam diri mereka.
Yang perlu dilakukan dalam penanaman nilai pendidikan moralitas di lingkungan lingkungan sekolah diperlukan adanya kerjasama yang baik antara seluruh warga sekolah sehingga dapat menciptakan budaya karakter di lingkungan sekolah.
Selain itu juga, seorang guru dapat mengembangkan kurikulum pendidikan karakter dengan cara memasukkan nilai-nilai moral di setiap mata pelajaran serta melakukan sebuah evaluasi pendidikan agar seorang guru dapat mengetahui sejauh mana pemuda tersebut dapat menerapkan pengetahuan yang diperolehnya.
Selain dari lingkungan keluarga dan lingkungan pendidikan, pendidikan masyarakat ikut mengambil bagian penting dalam mewujudkan kehidupan pemuda yang lebih bermoral mengingat lingkungan masyarakat memiliki dampak yang cukup besar dalam mempengaruhi perilaku pemuda tersebut.
Pembangunan moralitas dalam lingkungan masyarakat dapat terbentuk melalui sebuah nilai-nilai kebudayaan dan pranata sosial serta nilai keagamaan.
Adapun nilai-nilai moralitas tersebut dapat berupa saling hormat-menghormati, toleransi, gotong-royong, disiplin, dan tanggung jawab.
Dengan demikianlah, diharapkan akan mempermudah para pemuda dalam mewujudkan kehidupan yang lebih bermoral.
Dari pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam mewujudkan kehidupan pemuda yang lebih bermoral perlunya ada sebuah kerjasama yang baik antara pihak keluarga, sekolah dan masyarakat untuk membina moralitas seorang pemuda menjadi lebih baik melalui sebuah proses keteladanan, pengajaran, pendampingan serta melakukan sebuah evaluasi sehingga dapat memudahkan para pemuda tersebut dalam menerapkan nilai-nilai kepribadian yang sesuai dengan pranata sosial dalam kehidupan sehari - harinya.
Sehingga dengan demikian mampu mewujudkan kepribadian pemuda yang penuh kedisiplinan, cinta damai, toleransi dan penuh tanggung jawab sehingga memudahkan mereka untuk menghadapi permasalahan sosial yang akan akan datang.