News Breaking
Live
wb_sunny

Breaking News

Distoleransi menghancurkan tatanan kemanusiaan

Distoleransi menghancurkan tatanan kemanusiaan

Distoleransi Menghancurkan Tatanan Kemanusiaan

Distoleransi merupakan sebuah gejolak sosial yang dapat memicuh konflik seperti kriminalisme dan distriminatif pada akhirnya akan menghancurkan tatanan kemanusiaan.

      
  Riski|Mengukir Penah


Penulis : Ahmad Riski Ramadhani S, Pd. 

Indonesia yang terdiri dari banyak pulau tentunya banyak melahirkan berbagai kebudayaan di dalam lingkungan masyarakat yang dikenal dengan sebutan multikultural.

Salah satu ciri dari multikulturalisme yaitu lahirnya paham pluralisme yang mana pergerakan kehidupan masyarakat. 

Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak positif salah satunya keharmonian kehidupan dalam keanekaragaman akan menyebabkan lahirnya bermacam - macam ide dan gagasan untuk menjadi penyangga membangun peradaban bangsa.

Namun hal tersebut juga tidak terlepas dari dampak negatif yang sangat banyak menimbulkan keresahan public salah satunya yaitu lahirnya sebuah rasisme yang merupakan sebuah akibat terjadinya perbedaan latar belakang kebudayaan, kebudayaan serta pemahaman setiap masyarakat.

Telah banyak penelitian yang mengungkapkan tentang terjadinya rasisme tersebut lahir dari suatu distoleransi tidak bisanya menghargainya suatu perbedaan membuat sebagian orang harus terseret dalam permasalahan sosial seperti permusuhan, pelecehan seksual, bahkan sampai terjadi pembunuhan.

Distoleransi merupakan suatu penyimpangan yang kurang menghargai sesamanya yang berawal dari adanya kepentingan pribadi dan kelompok tertentu yang mana mereka ingin mencapai tujuannya dan teropsesi untuk menguasai kelompok lain, sehingga mereka rela untuk melakukan berbagai macam cara untuk merendahkan bahkan menghancurkan kelompok lain yang berani menentang dan berbeda pandangan dengannya.

Bahkan selain itu, mereka memaksa kehendaknya sehingga dengan demikian tidak ada pilihan lain kecuali harus melakukan distriminatisi terhadap orang lain yang menurutnya berbeda secara ras, suku, agama dan lain- lain sebagainya.

Permasalahan tersebut, akan melahirkan dampak yang serius bagi kehidupan masyarakat seperti memudarnya rasa keadilan, kerugian fisik dan materi,  ancaman terhadap mentalitas masyarakat, bahkan ancaman stabilitas ekonomi masyarakat.

Sehingga dengan demikianlah akan berakibat kepada gangguan kesejahteraan serta hancurnya martabat kemanusiaan yang adil dan beradab.

Menurut salah satu dosen dari Universitas Negeri Surabaya yang bernama Drs. Rovy Agus Sapto Priyono M.Th(c)  memberi beberapa contoh kasus intoleran di Indonesia, seperti terjadinya pelarangan terhadap seseorang, tindakan atau perlakuan diskriminatif, dan berbagai perbuatan lainnya yang tidak mencerminkan sikap toleransi.

Dari contoh tersebutlah kita dapat mengambil sebuah pemahaman bergitu besar dampak dari distoleran tesebut. Goncangan sosial yang berkepanjangan tentunya pada akhirnya akan sangat membahayakan kelangsungan kehidupan masyarakat.

Maka dari sana, kita diharapkan bersama sama dengan semangat gotong-royong untuk mengatasi dan mencegah mengakarnya  distoran tersebut dengan pendalaman pemahaman kita terhadap nilai-nilai etika yang mana hal tersebut telah diajarkan baik dalam lembaga pendidikankeagamaan, , bahkan di dalam ideologi bangsa Indonesia yaitu Pancasila.

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Romo Antonius Benny Susetyo  berpendapat bahwa dalam mengatasi distoleran tersebut dengan menanamkan nilai-nilai pancasila sejak dini dan hal tersebut sangat penting untuk dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.

Dan beliaupun menekankan bahwa tidak ada kompromi terhadap kelompok yang melakukan distoleran tersebut karena dabat menyebabkan ancaman terhadap kehidupan masyarakat dengan demikian beliau menegaskan bahwa diperlukan peranan pemerintah dalam menindak tegas setiap kelompok yang melakukan distoleran yang akan mengakibatkan ancaman stabilitas nasional.

Bagian Pelaksana tugas Deputi Bidang Hukum, Advokasi dan Pengawasan Regulasi Dr. Ani Purwanti, SH., M.Hum mengaku tidak hanya intoleransi yang mengancam kehancuran martabat kemanusiaan tetapi masih banyak lainnya.

"Saya kira masih banyak lainnya yang mengancam jati diri bangsa, seperti diantaranya, bullying, penyalahgunaan narkoba, radikalisme, terorisme dan tawuran remaja", paparnya.

Dari dasar itu, sangatlah penting dalam memperkuat pemahaman kita untuk menambah pemahaman tentang konsep dasar toleransi dan pentingnya menganal pentingnya menjaga martabat kemanusiaan untuk membangun kesejahteraan sosial ditengah hidup multikultural.

Menurut pendapat Anisa Rizki dalam tulisannya di detikedu menyebutkan bahwa istilah toleransi merujuk pada sikap saling menghargai satu sama lain sehi mereka dapat melaksanakan kerjasama ditengah keragaman perbedaan dan kepentingan. 

Menurut pendapat Hanidya (2017) mengatakan bahwa pentingnya untuk menanamkan sikap toleransi untuk mencapai perdamaian di tengah kehidupan sosial. Karena dengan toleransi akan mengajarkan kita tentang bagaimana menghargai keyakinan orang lain yang berbeda dengan kita.

Kusuma (2014) juga mengatakan bahwa menurut psikologi agama, toleransi  itu dilahirkan oleh kematangan manusia dalam beragama yang mana didalamnya mengajarkan seseorang untuk menanamkan rasa keikhlasan. Karena sikap toleransi tersebut  tercipta  karena rasa keikhlasan dalam menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

Dari pendapat tersebut kita ketahui bahwa toleransi merupakan salah satu alat penyangga dalam membangun peradaban dalam tatanan kemanusiaan hal tersebut dapat diwujudkan ketika seseorang dapat mencapai kematangan keagamaan yang mana di dalamnya mereka dibimbing dan dibina untuk mengetahui bagaimana tujuan mereka berada di dalam dunia.

Yang mana tujuannya merupakan Khalifah Allah SWT agar mereka dapat mengelolah dunia ini sebaik mungkin untuk kepentingan mereka sendiri maupun untuk kepentingan orang lain.

Sebagaimana firman Allah SWT  

ÙˆَÙ…َا Ø®َÙ„َÙ‚ۡتُ الۡجِÙ†َّ ÙˆَالۡاِÙ†ۡسَ اِÙ„َّا Ù„ِÙŠَعۡبُدُÙˆۡÙ†ِ

Artinya : 

" Dan kami tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribada kepada-Ku" (QS. Adz Dzahriyat ayat 56)

Dari sanalah kita diwajibkan untuk menjaga martabat kemanusiaan yang adil dan beradab agar dapat mewujudkan kesejahteraan hidup dalam kebersamaan sebagai wujud melaksanakan ibadah kepada Allah SWT sebagai Tuhan semesta alam. 

Toleransi tersebut dapat juga kita upayakan dengan cara memperbaiki perilaku dan akhlak kita sebagai pengemban amanah untuk meneruskan tanggung jawab Rasulullah sebagaimana di lansir dari salah satu tulisan di web Banten.NU.or.id yang menyebutkansatu tugas utama Nabi Muhammad saw adalah sebagai penyempurna akhlak, maka ini sejalan dengan sabda Nabi Muhammad saw yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya pada bab musnad Abi Hurairah yang berbunyi:

Ø¥ِÙ†َّÙ…َا بُعِØ«ْتُ Ù„ِØ£ُتَÙ…ِّÙ…َ صَالِØ­َ الْØ£َØ®ْÙ„َاقِ

Artinya:

 “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan akhlak".

Maka dari itulah kita dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam mengatasi ancaman distoleran yang menghancurkan tatanan kemanusiaan dapat diatasi dengan meningkatkan kedewasaan dalam beragama dan ikhlas dalam menjalankan perintah Allah SWT serta menghiasi diri dengan Ahlaqul Karimah.

Maka dari itulah, pentinya untuk dapat menghargai dan menghormati sesama agar dapat menjalankan kerjasama dalam mencapai kepentingan pribadi dan orang lain disekitar kita sehingga pencapaian kesuksesan yang kita dapatkan dapat bermanfaat bukan hanya kepada diri sendiri, keluarga, kelompok kita namun juga pada orang lain di lingkungan kita sehingga nantinya akan lahirlah kesejahteraan hidup yang sesuai dengan tatanan kemanusiaan.


Semoga Bermanfaat..!

 

 


Tags

Newsletter Signup

Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium doloremque.